Sebelum ada awal maupun akhir, Dia yang Agung berdiri seorang diri di pusat kegelapan yang megah. Suara pertamanya menggema ke seluruh semesta gelap itu, dan cahaya purba yang terpancar darinya menciptakan sebuah konsep pertama—sebuah asal-usul yang kelak akan melahirkan segala bentuk eksistensi tanpa ia sadari.
Dari kehampaan yang kosong dan abadi, terdengar suara menggeliat dari makhluk purba yang telah lama menanti kelahirannya ke dunia. The Great One meniupkan ruh ketiadaan ke dalam makhluk tersebut dan menamainya Zalphatoth, makhluk pertama yang pernah Ia ciptakan.
The Great One kemudian menggenggam Zalphatoth dan menaruhnya di sebuah wilayah Kekosongan Abadi—tempat yang tak akan pernah terdengar ataupun diketahui oleh makhluk mana pun yang lebih rendah darinya.
Di dalam kehampaan mutlak itu, Zalphatoth mulai menggerogoti ruang angkasa yang sangat luas. Gerogotannya menciptakan gelembung multisemesta—sebuah semesta yang tampak kecil, namun sesungguhnya jauh lebih besar dari multisemesta pada umumnya, bahkan dua kali lipat ukurannya.
Di Paragon-Paragon Semesta Kegelapan, Zalphatoth mulai menghantam dinding-dinding kosmik yang menjulang. Menara-menara kegelapan dan kastil-kastil yang dihuni para Ctullhu bergetar akibat serangannya. Para Ctullhu terombang-ambing di lautan kosmik tempat mereka bermukim, tidak mampu menahan keganasan makhluk pertama itu.
Melihat Zalphatoth semakin menggila, The Great One menciptakan sebuah konsep baru: Kesembuhan. Dari konsep itu lahirlah Hezherius, cahaya oranye yang menenangkan. Hezherius menyelimuti Zalphatoth dan membuatnya tertidur pulas, agar ia tidak lagi menimbulkan kekacauan di Semesta Kegelapan.
To be continued