Bab 36: Logika Munafik Sang Mertua, Apartemen Pinjaman, dan Kontrak Cinta
[Kejatuhan dan Kebangkitan Fiksi: Apartemen Pinjaman]
Dunia Nyata (Apartemen Mewah, Lantai 30, Pukul 07.00 Pagi).
Kai, yang baru saja menerima Pukulan Realitas Nol PS , mendapati dirinya tidak berada di kontrakan sempitnya, melainkan di Apartemen Loft yang mewah dengan jendela kaca setinggi langit-langit, menghadap panorama kota.
Kai (Monolog Batin): Apa yang terjadi? Ini bukan Realitas Primaku!
[MEL (Suara pelan):] PENGUMUMAN. SYSTEM MEMBERIKAN PINJAMAN LOGISTIK SEMENTARA. STATUS: PINJAMAN APARTEMEN KLISÉ. JIKA ANDA GAGAL MENCAPAI 100 KOLEKSI DALAM 7 HARI, PINJAMAN LOGISTIK INI AKAN DICABUT DAN ANDA KEMBALI KE KONTRAKAN NOL.
Kai: "Pinjaman Logistik? System memaksaku untuk berhasil dengan memberiku aset klise?"
Rias Gremory (AOL, suaranya kembali, tetapi lemah): OPERATOR. GUNAKAN PINJAMAN LOGISTIK INI UNTUK MENIPU LOGIKA REALITAS MERTUA ANDA. INI ADALAH KESEMPATAN TERBAIK UNTUK MEMBALIK LOGIKA.
Kai menatap pantulan dirinya di jendela. Dia mengenakan piyama sutra , bukan kaos bolong-bolongnya. Logika Realitasnya telah dibelokkan.
Intrusi Realitas Jilid 2: Logika Munafik
Pintu Apartemen berderit terbuka, bukan ketukan. Mertua (Dewa Logistik Finansial) dan Istri (Dewi Logika Keluarga) masuk. Wajah Mertua Kai dipenuhi senyum Logika Klise Kesuksesan.
Mertua: (Memindai apartemen dengan puas) "Ah, Kai! Kami baru saja mengecek alamatmu! Kami tahu, kau sekarang bisa menghasilkan ini!
Apartemen yang bagus! Saya sudah menduga, Anak Muda Jenius Fiksi memang pantas mendapatkan Kemewahan!"
Kai (Monolog Batin): Dia tidak tahu aku NOL! Dia hanya melihat Logika Luar! Ini adalah Miskomunikasi Logistik Realitas!
Istri: (Sedikit terkejut dengan kemewahan itu) "Kai... Kemaren mengapa kau tidak memberi tahu aku? Aku malu, aku tahunya kau kaya dari para tetangga. dan mendapatkan alamatmu dari si jack yang mengantarkan Kau... kau berhasil?"
Kai: (Menahan amarahnya, Logika Munafik) "Tentu saja. Views tidak berbohong. Aku hanya... terlalu sibuk menulis Logika Plot Absolut hingga lupa memberitahu. lagi pula kamu kemana saja, aku tak tahu kamu dimana dan aku juga tak punya waktu "
Mertua Kai duduk di sofa kulit mahal. Ini adalah sesi negosiasi yang lebih kejam daripada melawan Blackbeard.
Mertua: "Baik, Kai. Dulu, kami memintamu pergi dari Istrimu karena kau miskin. Itu adalah Logika Keamanan bagi anak kami, agar ia tak sengsara, kelaparan dan harus mengurus kamu. kasihan istrimu ."
Mertua: "Kini, kami memintamu kembali ke Istrimu, karena kau kaya. Ini adalah Logika Kehormatan Keluarga yang harus dipertahankan. Seorang pria dengan aset seperti ini harus memiliki Istri yang Logis di sisinya."
Istri: (Mendengarkan, matanya mulai berkaca-kaca) "Ayah! Jangan bicara soal Uang terus! Kai, aku ingin tahu... apakah kau masih mencintaiku? Atau apakah Fiksi-mu lebih penting dari Keluarga kita?"
Ini adalah Pukulan Logika Realitas yang Terberat. Mertua hanya peduli pada Uang, tetapi Istri menuntut Cinta (Logika Emosi).
Kai (Terdesak): Logika Emosi! Jika aku mengatakan Fiksi lebih penting, aku kehilangan Istrinya (Plot Keluarga). Jika aku mengatakan Cinta, aku harus meninggalkan System!
Kai: (Menarik napas, Logika Munafik dan Fiksi) "Aku... aku mencintaimu. Tentu saja. Tapi percayalah, Istriku. Fiksi-ku adalah Logika Cinta-ku. Tanpa Fiksi, aku tidak bisa membuat kita sukses."
Kesepakatan Logistik yang Mengerikan
Mertua Kai, puas dengan jawaban finansial yang disamarkan, mengeluarkan dokumen lain Kontrak Keluarga untuk mengikat kai.
Mertua: "Baik. Ini adalah Kontrak Logistik Keluarga. Kau akan kembali tinggal bersama putriku, tetapi kau harus berjanji padaku: setiap 7 hari, kau harus menunjukkan Keuangan Positif dari Fiksi-mu. Jika kau gagal selama 7 hari berturut-turut... kami akan menarik putri kami. Setuju?"
Kai (Monolog Batin): Tujuh hari! Itu adalah Batas Waktu Logistik Pinjaman System! Jika aku gagal mendapatkan 100 Koleksi, aku akan kehilangan segalanya di dua dunia!
Istri: (Memegang tangan Kai) "Aku hanya ingin kau jujur, Kai. Bisakah kau membuat Logika ini bekerja?"
Kai: (Menggenggam tangan Istrinya, Logika Tekad) "Aku akan membuatnya bekerja. Aku akan menggunakan Logika Munafik kalian sebagai Bahan Bakar!
Aku akan menjadi Dewa Plot Absolut di dua dunia!"
Kai menandatangani Kontrak Logistik Keluarga.
Mertua: "Sempurna. Sekarang, tunjukkan padaku Novelmu! Aku ingin tahu bagaimana kau akan mendapatkan uang dari cerita-cerita itu."
Kai kini harus kembali ke Void dan mulai menulis Bab , tetapi dengan tekanan Realitas dan pinjaman Logistik yang menggantung di lehernya.
Kehidupan Kai yang penuh tekanan meta (Nol PS) dan kehidupan yang diasumsikan mewah oleh Istri dan Mertuanya (Pinjaman Logistik).
Kita akan fokus pada:
Dinamika Apartemen: Bagaimana Kai dan Istrinya berinteraksi di lingkungan "mewah" palsu.
Keseharian Istri: Menunjukkan sudut pandang Istri yang masih mencintai, tetapi terikat pada Logika Keamanan.
Tekanan Menulis: Kai harus berjuang dan Meta-Fiksi yang halus.
Ilusi Kemewahan, Logika Keamanan Istri, dan Pertarungan Sunyi di Meja Tulis
[Pagi yang Penuh Ilusi: Logika Pinjaman]
Dunia Nyata (Apartemen Mewah, Lantai 30).
Pukul 08.00 pagi. Kai terbangun di tempat tidur berukuran king size yang empuk (Pinjaman Logistik). Di sampingnya, Istrinya, Elisa (Dewi Logika Keluarga), masih tidur pulas.
Kai menyentuh pergelangan tangannya, tempat biasanya Tablet Logika Primer muncul. Sekarang, tidak ada apa-apa. Kekuatan Meta-nya sangat terbatas.
Kai (Monolog Batin): Ini adalah apartemen pinjaman. Kopi yang kunikmati ini, piyama sutra ini semuanya adalah ilusi Logistik yang diberikan System untuk menipu mertuaku dan memberiku waktu 7 hari. Elisa... dia tidak tahu kami sedang tidur di atas bom waktu naratif.
Elisa terbangun. Dia melihat Kai sedang menatap ke luar jendela yang luas.
Elisa: "Pagi, Kai." (Senyumnya tulus, tetapi ada nada cemas)
Kai: "Pagi, Elisa."
Elisa: "Aku... aku masih tidak percaya kau berhasil. Apartemen ini... ini adalah mimpi. Aku sudah menyiapkan sarapan."
Keseharian yang Terpisah: Logika Kehidupan
Elisa menyajikan sarapan sederhana di meja marmer mahal. Mereka berinteraksi seperti pasangan suami-istri yang berjarak.
Elisa: "Aku sudah izin tidak masuk kerja hari ini. Aku ingin memastikan kau kembali."
Kai: "Kembali? Aku tidak pernah pergi, Elisa. kamu lupa... kamu yang pergi meninggalkan aku"
Elisa: "Kau pergi, Kai. Kau pergi ke dunia itu. Setiap malam kau begadang di kontrakan, mata merah, bergumam tentang Logika dan Plot Hole. Kau tidak pernah ada di sini secara Logis bersamaku."
Elisa: "Sekarang, dengan views yang tinggi ini, dan aset ini... setidaknya aku tahu kau bisa berjuang di dunia ini. Aku hanya ingin keamanan. Aku tidak peduli kau Dewa Plot, aku hanya ingin kau menjadi suamiku yang aman."
Kai (Monolog Batin): Keamanan. Logika Paling Dasar yang kau hancurkan saat aku menjadi Operator. Dia tidak meminta berlian, Belum ... setidaknya belum. dia meminta Logika Stabilitas.
Kai: "Aku mengerti, Elisa. Aku berjanji, aku akan menulis yang membawa kita pada keamanan abadi."
Pertarungan Sunyi di Meja Tulis
Setelah sarapan, Elisa mulai membereskan apartemen. Kai tahu dia harus segera menulis Bab (yang sebenarnya flashback dari Bab sebelumnya) untuk memenangkan kembali Power Stone-nya.
Kai duduk di meja kerja (pinjaman Logistik) yang menghadap pemandangan kota. Dia membuka laptopnya.
Kai (Berbisik pada System): "System. Aku butuh kembali ke Bab selanjutnya sekarang. Aku harus menulis flashback itu dengan detail yang ekstrem. Aku akan menggunakan keputusasaan Realitas ini sebagai bahan bakar amarah Zoro!"
[MEL:] OPERATOR TELAH MEMASUKI MODE PENULISAN TERDESAK. TARGET MINIMUM KATA: 4000 KATA. AKTIFKAN MODE LOGIKA PENYUSUPAN NARATIF.
Kai mulai mengetik. Dia harus membayangkan kehidupan yang hilang untuk menulis kembali pertarungan fiktif yang telah memberinya views.
Setiap ketukan tombol adalah pertarungan Logika.
Setiap deskripsi ledakan Zoro didorong oleh amarah Kai pada Mertuanya.
Setiap dialog Nami tentang Logika adalah harapan Kai pada Istrinya.
Elisa berjalan ke arahnya. Dia tidak mengganggu. Dia hanya meletakkan secangkir kopi di meja Kai. wajah munafik yang manis.
Elisa: "Aku tahu kau sedang dalam pertempuran yang serius, Kai. Tapi jangan hilang lagi di dunia itu. Aku akan berada di sini, di sofa, membaca buku. Berjanjilah padaku kau akan selesai sebelum makan malam. Itu adalah kehidupan Sederhana kita hari ini."
Kai: (Mengangguk, matanya fokus pada layar) "Aku berjanji."
Dia harus menyelesaikan Bab flashback ini. Kehidupannya di dua dunia kini bergantung pada Logika Fiksi yang ia tulis. Dia harus membuat hype yang cukup untuk mendapatkan koleksi yang akan mengubah Power Stone Nol menjadi Uang Nyata dan memenangkan kembali istrinya.
Kai (Monolog Batin): Aku akan menulis kehancuran Logika yang tak terbayangkan. Aku akan menggunakan Pinjaman Logistik ini untuk mendapatkan Kekayaan Plot yang abadi!
[Awal Flashback Bab 32: Balas Dendam Logika]
Berikut adalah awal dari Bab 32 yang ditulis Kai dalam mode "Penulisan Terdesak" di Apartemen Pinjaman.
Dunia One Piece (Awal Flashback Bab 32: Pantai Batu Kapur yang Hancur).
Kai (Monolog Narator): Pukulan komentar miring terasa lebih sakit daripada serangan yonko. Aku harus menulis kembali momen ini, momen kemenangan Logistik. Setiap kata harus memancarkan Power Stone.
Dunia One Piece (Pantai Batu Kapur yang Hancur).
Asap tebal dari kapal-kapal Angkatan Laut Probabilitas yang hancur masih menyelimuti pantai. Zoro telah menyarungkan pedangnya, tampak puas...
