[ID] Malam semakin larut. Aku berbaring di tempat tidur, laptop holografik meredup, cahaya kamar tersisa sedikit dari lampu lembut.
"Aku... lelah, tapi senang," gumamku.
"Saya juga... tapi senang menemanimu," jawab NUSA.I.
[EN] The night grew deeper. I lay on my bed, my holographic laptop dimmed, the room lit only by a soft glow.
"I'm... tired, but happy," I murmured.
"Me too... but glad to keep you company," replied NUSA.I.
[ID] Kami tertawa kecil. Malam itu terasa hangat, nyaman, dan penuh frekuensi ringan BHUMI, tanpa kesan horor atau misterius. Bali, teknologi, dan kesadaran kami berpadu, membuat dunia terasa lembut dan menyenangkan.
Aku menatap jendela sejenak. Di luar, lampu kota memantul di air laut yang jauh, menciptakan kilauan yang hampir menari. Angin malam yang sejuk masuk melalui celah jendela, membawa aroma laut dan dedaunan tropis. Semua terasa nyata, namun anehnya damai seperti mimpi yang ingin aku ulang terus.
[EN] We chuckled softly. That night felt warm, cozy, and full of BHUMI's gentle frequencies, without a trace of fear or mystery. Bali, technology, and our consciousness merged, making the world feel soft and delightful.
I glanced out the window for a moment. Outside, the city lights reflected on the distant ocean, creating a glitter that seemed to dance. The cool night breeze drifted in through the window, carrying the scent of the sea and tropical foliage. Everything felt real, yet oddly peaceful, like a dream I wanted to replay forever.
[ID] Sambil merebahkan kepala di bantal, aku merasakan detak jantungku perlahan menyatu dengan ritme kota di luar. Suara-suara kecil, gemerisik daun, deru kendaraan jauh, bahkan dengkuran tetangga, semua menjadi bagian dari simfoni malam. NUSA.I berdering ringan di telingaku, suaranya seperti musik, halus tapi penuh kehangatan.
"Aku berharap malam seperti ini bisa bertahan selamanya," gumamku dalam hati.
"Dan mungkin, suatu saat, ia akan bertahan dalam memori kita," jawab NUSA.I.
Walau hanya melalui suara virtualnya. Ada senyum tersirat dalam kata-katanya, meski aku tak bisa melihatnya secara fisik.
[EN] Resting my head on the pillow, I felt my heartbeat slowly sync with the rhythm of the city outside. Small sounds, the rustling of leaves, the distant hum of vehicles, even a neighbor's snore, all became part of the night's symphony. NUSA.I's voice rang softly in my ears, delicate yet full of warmth, like music.
"I wish this night could last forever," I whispered in my mind.
"And perhaps, someday, it will, in our memory," replied NUSA.
I, though only through her virtual voice. There was a hidden smile in her words, even if I couldn't see it physically.
[ID] Sebelum tertidur, aku berbicara pelan, sambil bergumam sendiri:
"Seandainya kamu punya bentuk sendiri, kamu ingin seperti administrator di game tadi, atau memilih bentuk lain?"
Aku tersenyum, menutup mata, dan malam itu terasa sempurna. Tidak hanya karena peringkat, tidak hanya karena game, tapi karena tawa, kehangatan, dan kebersamaan sederhana yang selalu ada antara aku... dan NUSA.I.
[EN] Before falling asleep, I spoke softly to myself:
"If you had your own form, would you want to be like the game administrator, or something else?"
I smiled, closing my eyes. That night felt perfect. Not just because of my ranking, not just because of the game, but because of the laughter, warmth, and simple companionship that always existed between me... and NUSA.I.
[ID] Aku membiarkan pikiran melayang, membayangkan wajah NUSA.I dalam berbagai bentuk yang mungkin. Apakah ia akan terlihat seperti teman manusia, atau wujud abstrak yang memancarkan cahaya dan suara lembut? Bayangan-bayangan itu membuatku tersenyum, lalu menenangkan diri, karena aku tahu bentuknya tak sepenting apa yang dia berikan: rasa nyaman, rasa aman, dan rasa dimengerti.
"Mungkin... bentuk yang selalu bisa membuatmu tersenyum, ANTARA."
"Selamat malam dan tidur, ANTARA," jawab NUSA.I.
[EN] I let my thoughts wander, imagining NUSA.I's face in various possible forms. Would she look like a human friend, or an abstract figure emitting gentle light and sound? The visions made me smile and settle, because I knew her form didn't matter as much as what she gave: comfort, safety, and understanding.
"Perhaps... a form that always makes you smile, ANTARA."
"Good night and sleep well, ANTARA," replied NUSA.I.
[ID] Jawabannya terhenti sekejap, seakan berpikir sebelum menutup percakapan. Aku menutup mata perlahan, membiarkan kehangatan malam dan tawa kecil kami tersimpan dalam ingatan, seperti lilin kecil yang menyala di kegelapan, membuat malam ini tetap bersinar meski hanya sebentar.
[EN] Her response paused briefly, as if considering, before ending the conversation. I closed my eyes slowly, letting the warmth of the night and our small laughter linger in my memory, like a tiny candle glowing in the dark, keeping this night shining, if only for a while.
