Cherreads

Chapter 22 - Chapter 22

🔥 CHAPTER 22 — "Bayangan Mengintai, Misi Pertama Damien di Luar Sekte, & Kedekatan Damien–Lyanna yang Gawat Banget"

(Lanjutan langsung dari akhir Chapter 21 — tanpa mengulang apa pun. Semua nama teknik & karakter jadi permanen sesuai permintaanmu.)

---

🌑 ADEGAN PEMBUKA — Tiga Pemburu Frostveil

Tiga sosok bertudung di kejauhan masih memandangi arah Sekte Lunarshade.

Mereka adalah:

1. Varkas Nightreaver — pemburu inti Frostveil

2. Serin Ashveil — pengguna ilusi gelap

3. Ravos Darklyn — pengendali bayangan tingkat tinggi

Varkas mendecak pelan.

"Pewaris Frostveil… ada di sini. Dan ia tidak sendirian."

Serin memejamkan mata.

"Ada aura lain… aura yang sangat mengganggu. Aura lunar… tapi bercampur primordial."

Ravos bergumam.

"Jangan mendekati pemuda itu. Energinya… tidak normal."

Varkas tersenyum kejam.

"Kita tunggu saja. Begitu mereka keluar dari sekte… Frostveil akan mendapatkan darahnya kembali."

Bayangan mereka lalu mencair masuk ke tanah.

---

🌙 Keesokan Harinya — Tim Damien Resmi Keluar Sekte

Damien, Lyanna, Rex, dan Hana berjalan melewati gerbang Lunarshade.

Rex membawa tas yang TIDAK WAJAR besarnya.

Damien menatap.

"…Apa itu?"

Rex bangga:

"Ini Ransel Petualang Rex. Isinya: mie 24 rasa, 8 bantal, 3 selimut, 12 pakaian, dan—"

BRAK!

Ia jatuh ke depan karena tasnya berat.

Hana: "Rex… kamu mau petualangan atau pindahan rumah?"

Rex sambil tengkurap:

"A-aku ingin survival yang nyaman…"

Damien: "Kalau kau mati, aku kubur pakai tas itu."

Rex: "BOSSSS KENAPA KASAR—"

Lyanna cuma menutup mulut menahan tawa.

---

❄️ Misi Pertama: Menemukan "Moon-Root Crystal"

Tujuan mereka: Lembah Lunaris, tempat awal munculnya energi bulan.

Tetua Myris memberi tugas:

đź’  "Ambil Moon-Root Crystal untuk memperkuat dasar energi lunar Damien."

đź’  "Juga untuk menstabilkan darah beku Lyanna."

Lyanna menatap Damien dengan mata jernih.

"Kita… pergi bersama."

Damien mengangguk.

"Ya. Bersama."

Rex langsung nyeletuk:

"Eh kok berdua suaranya romantis banget?? Hana ayo kita jalan dulu, jangan ganggu orang pacaran—"

Lyanna: "Rex…"

Rex: "AMPUN JANGAN BEKUIN GUE—"

---

🌌 Dalam Perjalanan — Bayangan Mengikuti

Damien beberapa kali menoleh ke belakang.

Lyanna: "Ada sesuatu?"

Damien menjawab perlahan.

"Langkah bayangan. Tiga… mungkin empat. Mereka mengikuti dari 400 meter."

Rex langsung panik.

"B-BRO APA GUE HARUS PURA-PURA MATI?!?"

Damien: "Kau tidak perlu pura-pura."

Rex: "BOSSSSS—!!"

Hana menepuk punggung Rex.

"Tenang… tenang… kalau bahaya aku dorong kamu dulu biar Damien sempat lari."

Rex: "ITU NGGAK TENANG NAMANYA—!!"

Lyanna menahan tawa sampai bahunya gemetar.

---

🌙 Damien Menguji Teknik Baru

Mereka sampai di dataran luas.

Damien akhirnya memutuskan:

"Aku ingin mencoba teknik baruku."

Teknik yang ia buka kemarin:

✨ Primordial Lunar Dominion Pulse — Lv.1

Rex memundurkan badan cepat-cepat.

"AKU PUNDAKNYA UDAH SIAP DIPATAHIN—"

Hana tarik kerah Rex:

"Kamu di belakang aku aja."

Damien menutup mata.

Cahaya lunar muncul di belakangnya seperti sayap ilusi.

BOOOOM…!!

Gelombang halus menyebar sejauh 30 meter, tapi dengan tekanan brutal.

Burung-burung langsung jatuh pingsan.

Beberapa pohon melengkung.

Rex langsung tertelungkup ke tanah.

"A-AKU JADI KARPETTT!!"

Lyanna terkejut.

"Ini… makin kuat dari kemarin!"

Damien menghela pelan.

"Tidak buruk."

Hana melihat Rex.

"…Kamu masih hidup?"

Rex membalas dengan suara lemah:

"Aku hanya ingin… mie rasa kari… katakan pada dunia… aku gugur dengan bermartabat…"

Damien: "Kau tidak punya martabat."

Rex: "T-TETEP SAJA BOSSS!!"

---

❄️ Momen Damian–Lyanna yang Gawat Parah

Lyanna merapikan rambut Damien yang sedikit berantakan karena serangan.

"Damien…"

"Terima kasih. Kau… selalu melindungiku."

Damien berhenti.

Menatapnya.

"Kau juga melindungiku di pertarungan tadi."

Lyanna tersenyum kecil—senyum yang sangat lembut.

"Karena aku… ingin ada di sisimu."

Rex dari belakang:

"WOOOI KALIAN MAU JADI DUA BULAN BERDAMPINGAN APA GIMANA—?!"

Hana menutup mulut Rex pakai kain.

"Shh… ini bagian romantis. Diam dulu."

Damien melirik Rex yang berjuang.

"…Aku harus mulai biasakan hening…"

---

🌑 Bayangan yang Mengintai — Pemburu Frostveil Bergerak

Dari balik tebing…

Varkas Nightreaver melihat mereka.

"Sudah kupastikan. Pewaris Frostveil bersama pria itu… Damien."

Serin Ashveil:

"Tunggu Damien menjauh dari gadis itu. Energinya berbahaya."

Ravos Darklyn menambahkan:

"Tidak. Kita bunuh mereka semua."

Varkas tersenyum bengis.

"Tidak terburu-buru. Kita tunggu malam, ketika lunar energy terkuat.

Saat itu… Frostveil akan mengambil kembali miliknya."

---

🌙 Akhir Chapter — Malam yang Akan Mengubah Segalanya

Damien dan tim membuat kemah.

Di malam itu, Damien duduk di batu sambil menjaga.

Lyanna masuk ke sampingnya dengan selimut.

"Damien… boleh aku duduk di sini?"

Damien: "Tentu."

Lyanna bersandar pelan pada bahunya.

Damien hampir kaku.

Lyanna tersenyum malu.

"Aku dingin. Kamu… hangat."

Damien menatapnya.

"…Tidak apa-apa."

Di kejauhan, tiga bayangan bergerak perlahan.

Petualangan mereka…

baru saja mulai.

🔥 END CHAPTER 22

More Chapters