Cherreads

Chapter 2 - Ch 2: Warisan yang tersisa

Tik-tok, Tik-tok.

Detak jam kuno menggema di dalam ruang bawah tanah Valtherion—

sebuah tempat di mana waktu seharusnya tidak pernah ada.

Di tengah lingkaran rune biru yang bersinar pelan, sebuah kapsul kristal perlahan menyala, denyut cahayanya berdetak lemah… seperti jantung yang telah lama terlupakan.

Di dalamnya, bukan tubuh.

Bukan darah.

Hanya serpihan kesadaran yang mengambang bagai kabut pagi.

Itulah jejak terakhir Eldran Valtherion—

Inti Valtherion.

Warisan yang memuat pengetahuan… sekaligus jiwanya.

---

"Jika kau mendengar ini… berarti aku telah menjadi bagian dari waktu."

"Dan jika dunia ini masih bertahan, itu karena kau menemukan alasan untuk melanjutkan."

Suara itu tidak keluar dari mulut mana pun.

Ia langsung menggema di dalam pikiran—menyentuh sesuatu yang lebih dalam dari sekadar jiwa, seolah ingatan itu terukir dalam darah.

---

Di atas sana, jauh di atas ruang yang telah dilupakan, dunia telah berubah drastis.

Valtherion bukan lagi sebuah kerajaan.

Ia telah menjelma menjadi mesin hidup—

sebuah metropolis raksasa yang berjalan dengan logika dan cahaya biru yang dulu hanya sebatas mimpi Eldran.

Menara perak menembus awan.

Sungai energi mengalir dalam pipa kristal.

Langit dihiasi aurora abadi—gema diam dari malam ketika Cahaya Pertama lahir.

Namun di balik kemegahan itu… ada sesuatu yang hilang.

Rakyat Valtherion tidak lagi menatap bintang dengan rasa ingin tahu.

Yang mereka kejar hanyalah kesempurnaan—keteraturan—kepastian.

Mimpi seorang manusia berubah menjadi rantai yang mengikat keturunannya.

---

Di bawah sana, jauh di ruang terdalam, cahaya Inti kembali berkelip.

Sebuah bisikan lolos… seperti helaan napas yang lelah.

"Masa depan yang kulihat… tidak pernah dimaksudkan menjadi sempurna."

"Ia dimaksudkan untuk dimulai kembali."

Den pulsating glow from the crystal grew stronger.

Cahayanya merambat melalui jaringan mesin purba yang terkubur di bawah kota.

Rune di lantai bergetar.

Pipa energi berdesis halus.

Lalu—

"Ugh…"

Sebuah suara muncul dari kejauhan.

Suara lembut, muda… namun penuh tekad yang bergetar.

"Aku mendengar… Kakek."

Cahaya kristal memanas—seakan mengenali darah yang berbicara.

Protokol kuno yang telah ribuan tahun terkunci pun aktif.

Puluhan simbol berkilau bangun di dinding, bergerak seperti bintang yang terbangun dari tidur panjang.

Udara bergetar.

Tanah berdenyut.

Energi biru memancar naik, berputar seperti pusaran kehidupan.

Pada saat itu—

warisan Raja Pertama mulai bergerak kembali.

Dan bersamanya…

roda takdir kembali berputar,

menandai awal sebuah era baru bagi Valtherion.

More Chapters