Cherreads

Chapter 5 - Ch 5: bayangan genesis

Koridor bawah tanah Akademi Valtherion bergema oleh langkah Kael dan Ariane. Udara berat, beraroma logam dan sisa energi, menekan paru-paru mereka. Denyut yang sama dari Core Eldran bergetar di bawah kaki mereka, seolah memanggil lebih keras dari sebelumnya.

"Kael… kau yakin ini aman?" bisik Ariane, matanya menembus kegelapan dengan aura perak yang berpendar tipis.

Kael menatap tangga yang menjulur ke ruang terdalam. Gauntletnya bersinar biru terang, menolak untuk diabaikan. "Aku harus melihatnya sendiri. Kalau ini tentang Rhea… aku harus tahu apa yang terjadi."

Mereka menuruni tangga, setiap langkah menimbulkan gema di dinding batu hitam. Dari kegelapan, bayangan mulai muncul lagi — potongan-potongan memori yang retak, wajah tanpa mata, tangan tak lengkap, tubuh yang tersusun dari fragmen masa lalu.

Salah satu bayangan melesat ke arah mereka. Kael bereaksi instingtif, mengangkat gauntletnya. Kilatan energi biru menyala, menghantam bayangan itu hingga hancur menjadi serpihan cahaya yang mengambang sesaat sebelum lenyap.

Ariane merapalkan mantra, lidah api perak membelah gelap. "Ignis Converio!" Dua bayangan sekaligus meleleh di hadapannya. Tapi semakin mereka maju, semakin banyak yang muncul.

Kael menggumam, "Ini tidak akan selesai kalau kita diam di sini. Genesis… Rhea… pasti mengarah ke inti akademi."

Mereka berlari menembus koridor, bayangan mengikuti seperti sungai gelap yang tak pernah berhenti. Ariane menembakkan bola api kecil, sedangkan Kael menghancurkan bayangan dengan pukulan energi yang tajam.

Saat mereka mendekati ruang pusat akademi, denyut itu tiba-tiba berhenti. Semua hening — asap berhenti bergerak, bayangan membeku, cahaya rune membeku di udara.

Dari kegelapan terdalam, suara lembut terdengar, memanggil Kael.

"…Kael."

Kael menegang. Itu suara Rhea, tapi bukan suara hidup. Lebih mirip gema yang ditarik dari kedalaman ruang yang tak memiliki bentuk.

Ariane menggenggam stafnya lebih erat. "Ada sesuatu yang menunggu kita di bawah."

Kael menelan napas panjang dan menatap kegelapan tangga seperti mulut raksasa. "Kalau itu Rhea… aku harus melihatnya sendiri."

Mereka melangkah ke ruang inti, tempat denyut yang seharusnya tidak ada berasal. Begitu mereka tiba di ruang terbuka, pemandangan yang menakjubkan sekaligus menakutkan menanti:

Sebuah siluet berdiri di tengah cahaya biru pucat, wujudnya setengah bayangan, setengah manusia, dan aura yang memancarkan energi yang jauh melampaui mereka. Kristal di lantai memantulkan cahaya ke sekeliling, membentuk pola rune yang berputar cepat, seperti jantung yang berdetak keras.

Kael berbisik, "Genesis…"

Makhluk itu mengangkat tangan, bayangan di sekitarnya berputar, membentuk barikade gelap yang menelan cahaya. Suara yang dingin tapi familiar terdengar di telinga mereka, memaksa setiap bulu kuduk berdiri:

"Kau akhirnya datang, Kael Valtherion."

Kael menatap gauntletnya, mengumpulkan energi. "Aku tidak akan mundur!"

Ariane menyentuh bahunya, "Bersiaplah, Kael. Ini lebih dari sekadar bayangan—ini… ujian dari masa lalu Valtherion."

Bayangan Genesis bergerak cepat, menyerang. Cahaya biru bertemu gelap pekat, menciptakan ledakan energi yang mengguncang lantai. Kael dan Ariane harus berpadu untuk bertahan, menangkis dan menyerang secara bersamaan.

Ketika debu dan cahaya mulai mereda, siluet itu menatap Kael. Ada sesuatu yang familiar di dalamnya — tatapan yang seharusnya tidak mungkin ada.

"Kau masih membawa darahku… dan ingatanku."

Kael menelan ludah. Hatinya berdegup cepat, tapi ia tahu satu hal: perjalanan mereka baru saja dimulai, dan inti dari Genesis menunggu untuk terungkap…

More Chapters